Wednesday, June 11, 2014

Cerita Semangkok Bakso

Halo Sahabat Pembelajar Hipnosis, 

Artikel ini saya tulis terinspirasi dari sebuah sesi terapi kepada seorang anak gadis remaja, yang merasa ibunya tidak memperdulikannya, karena sebuah alasan kode etis hipnoterapis untuk menjaga kerahasiaan klien, maka saya tidak bisa menyampaikan detail permasalahannya di sini.

Setelah mendengar curhat dan rasa kesal anak tersebut kepada orang tuanya yang sudah tidak perduli lagi dengannya, saya langsung teringat sebuah kisah menarik dan sambil tersenyum saya menyampaikan kisah menarik ini kepadanya. Ajaibnya, sesaat setelah mendengar cerita tersebut dan sedikit penjelasan dari saya, klien saya langsung berbalik 180 derajat menyesal telah menghakimi orang tuanya.

Semangkuk Bakso
Biasanya di setiap hari ulang tahun Putri, Sang ibu pasti sibuk di dapur memasak dan menghidangkan makanan kesukaannya. Tepat pada hari ulang tahunnya, putri menunggu dari pagi dan sampai menjelang siang, meja makan masih kosong. Tentu saja hal ini membuat kecewa hati si Putri, bahkan tidak tampak sedikit pun bayangan makanan kesukaannya tersedia di sana. Putri kesal, marah, dan jengkel.

"Huh, ibu sudah tidak sayang lagi padaku. Sudah tidak ingat hari ulang tahun anaknya sendiri, sungguh keterlaluan," gerutunya dalam hati. "Ini semua pasti gara-gara si adik sakit semalam sehingga ibu lupa pada ulang tahun dan makanan kesukaanku. Dasar adik manja!"

Ditunggu beberapa jam kemudian, tampaknya orang serumah tidak peduli lagi kepadanya. Tidak ada yang memberi selamat, ciuman, atau mungkin memberi kado untuknya.

Dengan perasaan marah dan sedih, Putri pergi meninggalkan rumah begitu saja. Perut kosong dan pikiran yang dipenuhi kejengkelan membuatnya berjalan sembarangan. Saat melewati sebuah gerobak penjual bakso dan mencium aroma nikmat, tiba-tiba Putri sadar, betapa lapar perutnya! Dia menatap nanar kepulan asap di atas semangkuk bakso.

"Mau beli bakso, neng? Duduk saja di dalam," sapa si tukang bakso.

"Mau, bang. Tapi saya tidak punya uang," jawabnya tersipu malu.

"Bagaimana kalau hari ini abang traktir kamu? Duduklah, abang siapin mi bakso yang super enak."

Putri pun segera duduk di dalam.

Tiba-tiba, dia tidak kuasa menahan air matanya, "Lho, kenapa menangis, neng?" tanya si abang.

"Saya jadi ingat ibu saya, bang. Sebenarnya... hari ini ulang tahun saya. Malah abang, yang tidak saya kenal, yang memberi saya makan. Ibuku sendiri tidak ingat hari ulang tahunku apalagi memberi makanan kesukaanku. Saya sedih dan kecewa, bang."

"Neng cantik, abang yang baru sekali aja memberi makanan bisa bikin neng terharu sampai nangis. Lha, padahal ibu dan bapak neng, yang ngasih makan tiap hari, dari neng bayi sampai segede ini, apa neng gak pernah terharu begini? Jangan ngeremehin orangtua sendiri neng, ntar nyesel lho."

Putri seketika tersadar, "Kenapa aku tidak pernah berpikir seperti itu?"

Setelah menghabiskan makanan dan berucap banyak terima kasih, Putri bergegas pergi. Setiba di rumah, ibunya menyambut dengan pelukan hangat, wajah cemas sekaligus lega,

"Putri, dari mana kamu seharian ini, ibu tidak tahu harus mencari kamu ke mana. Putri, selamat ulang tahun ya. Ibu telah membuat semua makanan kesukaan Putri. Putri pasti lapar kan? Ayo nikmati semua itu."

"Ibu, maafkan Putri, Bu," Putri pun menangis dan menyesal di pelukan ibunya. Dan yang membuat Putri semakin menyesal, ternyata di dalam rumah hadir pula sahabat-sahabat baik dan paman serta bibinya. Ternyata ibu Putri membuatkan pesta kejutan untuk putri kesayangannya.

Yah cerita di atas menggambarkan betapa seringnya kita merasa kecewa dan sakit hati karena satu perlakuan orang lain yang bisa saja orang tersebut tidak pernah bermaksud membuat kita sakit hati. Seperti pepatah, "Satu perbuatan buruk orang lain kepada kita lebih kita ingat dibandingkan sembilan perbuatan baik yang pernah diberikan kepada kita."

Dalam Hubungan Antar Anggota Keluarga
Saat kita mendapat pertolongan atau menerima pemberian sekecil apapun dari orang lain yang bukan dari keluarga kita, sering kali kita begitu senang dan selalu berterima kasih. Sayangnya, kadang kasih dan kepedulian tanpa syarat yang diberikan oleh orangtua dan saudara tidak tampak di mata kita. Seolah kita merasa hal itu sudah menjadi kewajiban orangtua untuk selalu berada di posisi siap membantu, kapan pun.

Bahkan, jika hal itu tidak terpenuhi, segera kita memvonis, yang tidak sayanglah, yang tidak mengerti anak sendirilah, atau dilanda perasaan sedih, marah, dan kecewa yang hanya merugikan diri sendiri. Maka untuk itu, kita butuh untuk belajar dan belajar mengendalikan diri, agar kita mampu hidup secara harmonis dengan keluarga, orangtua, saudara, dan dengan masyarakat lainnya. Salah Satu cara Efektif untuk bisa mengendalikan diri adalah dengan belajar hipnosis dan hipnoterapi.

Join Our Next Training >>> Info Lengkap!

Salam Hipnosis
Dahsyat Luar Biasa!!

Rezky Daniel
- International Certified Hypnotherapist
- Founder Smart Hypnotist Center

Ingin Mengundang Beliau ke Instansi Anda? ataupun ingin mendapatkan Informasi Jadwal Pelatihan Hipnoterapi, NLP dan Coaching bersama Beliau? Silakan Hubungi: 0812-8446-0494 atau 0896-7370-0228
Ingin Mengundang Beliau ke Instansi Anda? ataupun ingin mendapatkan Informasi Jadwal Pelatihan Hipnoterapi, NLP dan Coaching bersama Beliau? Silakan Hubungi Sekarang Juga: 0812-1205-3862
Via SMS TELP dan Whatsapp

Anda Menyukai artikel ini? Bagikan melalui :

Facebook Google+ Twitter
Join US