Tuesday, March 17, 2015

Jebakan "MENTAL" dalam menjalin Relasi - [PART I]

Halo seluruh Pembelajar Hipnotis,

Sebagai Praktisi Hipnosis, pasti sudah memahami bahwa kemampuan dalam berkomunikasi adalah satu hal yang penting dan mutlak harus dikuasai. Yang disebut menguasai tidak hanya sekadar memahami teorinya, tetapi juga harus bisa mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu manfaat belajar hipnosis dan hipnoterapi adalah kita lebih memahami bagaimana cara menjalin relasi atau hubungan dengan orang lain.

Jika anda seorang sales, berarti kemampuan menjalin hubungan dengan pelanggan menjadi hal yang penting. Jika anda adalah seorang karyawan, berarti kemampuan dalam menjalin relasi dengan teman sesama kantor merupakan hal yang penting juga. Intinya apapun pekerjaan anda, kemampuan dalam berkomunikasi adalah suatu hal yang harus anda kuasai.

Sering sekali kita mendapati banyak orang yang sulit menjalin pertemanan ataupun relasi dengan orang lain. Bisa jadi mereka telah mempelajari banyak teori untuk menjalin "rapport" atau relasi dengan orang lain, namun gagal juga. Dari tim riset Smart Hypnotist Center yang sudah dilakukan beberapa tahun yang lalu, mengungkapkan bahwa terdapat beberapa Jebakan "MENTAL" yang muncul saat dalam menjalin relasi dengan orang lain, dan parahnya jebakan Mental ini sering sekali kurang disadari orang lain. Melalui artikel ini dan beberapa artikel ke depannya, saya akan mengulas Jebakan "MENTAL" ini dengan bahasa yang sederhana dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.


Jebakan "MENTAL" I:
Menjadi HAKIM

Menjadi Hakim hanyalah sebuah pemodelan untuk memudahkan dalam memahami konsep Jebakan Pertama ini. Jika kita ke pengadilan atau melihat persidangan, tugas seorang hakim biasanya memberikan KESIMPULAN dan KEPUTUSAN dari setiap masalah yang DIHADAPI ORANG LAIN. Jika Hakim memang bertugas seperti itu, tentu saja karena ada dua alasan, pertama karena semata-mata professionalisme dari pekerjaannya dia. Sedangkan yang kedua, Hakim sudah diminta sebelumnya. 

Yang sering sekali terjadi dalam menjalin relasi dengan orang lain, (terlebih jika mereka setara atau selevel dengan kita), kita sering menjadi HAKIM atas permasalahan orang tersebut, yah intinya Kita memberikan KESIMPULAN dan KEPUTUSAN atas permasalahan orang lain tanpa diminta terlebih dahulu. Terkesan ini baik, namun ini bisa menjebak diri kita dalam menjalin relasi dengan orang tersebut, apalagi jika ini menyangkut siapa yang BENAR dan siapa yang SALAH.

Contohnya:
Saya mendapatkan cerita dari Teman saya yang menjadi direktur di suatu perusahaan sabun cuci piring. Saat itu mereka kedatangan karyawan baru, anggap saja bernama Susi. Sebagai orang baru, tentu saja susi harus beradaptasi dengan orang-orang di sekitarnya. Lalu saat melihat ruangan tempat kerjanya yang penuh dengan sarang laba-laba, dia langsung berkata, "Tempat ini Jorok ya..",hal ini terdengar dengan teman seruangannya saat itu. lalu apa yang terjadi? Susi tidak mendapatkan teman saat itu, dan tidak nyampai satu bulan, susi sudah resign. Jika dipikir-pikir yang dikatakan oleh Susi tidak ada yang salah, karena memang kenyataannya seperti itu. Tapi dalam menjalin rapport, prinsipnya adalah menangkan hati orang lain terlebih dahulu. Dalam konteks ini Susi yang masih menjalin rapport sudah gagal. Susi sudah masuk dalam Jebakan Mental ini.

Penyebab :
Jika Susi langsung memulai dengan kalimat di atas, orang lain akan tersinggung karena mempunyai banyak pemikiran, seperti: "Sombong banget nih orang.." atau "Belagu banget nih orang langsung protes-protes aja", atau bisa jadi "Trus, kamu mau bilang orang-orang di sini jorok ya?" , atau masih banyak lainnya. Mengapa? karena teman-teman Susi belum mempunyai pemahaman positif terhadap karakter Susi. Mereka hanya memaknai Susi orang baru yang menyampaikan suatu keburukan. Hanya itu.

Solusi :
Susi seharusnya menyimpan terlebih dahulu pemikiran ini. Susi setidaknya mengenal kepribadian teman-temannya dulu, memahami ruang lingkup pekerjaannya dulu. Jika semuanya sudah nyaman dengan Susi, mungkin susi bisa memulai langkah pertama dengan Pro-Aktif membersihkan area di ruangan tersebut. Bisa jadi Susi memulainya dengan memberikan usulan, "Mungkin kita bakal lebih nyaman ya dalam bekerja jika ruangan ini bisa kita buat lebih rapi dan bersih?"

Aplikasi dalam sehari-hari :
Jika anda menemukan sesuatu yang tidak beres atau kurang baik, jangan buru-buru diungkapkan karena itu tidak akan berdampak positif. Lebih baik anda jalin terlebih dahulu relasi dengan orang-orang di sekitar permasalahan tersebut. Jika mereka sudah nyaman, sampaikan sebuah usulan yang sifatnya bukan fokus pada Fakta yang terjadi di lapangan (khususnya yang negatif), tetapi usulan yang sifatnya manfaat positif yang akan didapatkan jika melakukan usul yang anda sampaikan.

Semoga Bermanfaat,


Silakan share jika ini bermanfaat dan jangan lupa untuk menyertakan sumbernya.
Nantikan artikel-artikel kami berikutnya.



Rezky Daniel
- International Certified Hypnotherapist
- Founder Smart Hypnotist Center

Ingin Mengundang Beliau ke Instansi Anda? ataupun ingin mendapatkan Informasi Jadwal Pelatihan Hipnoterapi, NLP dan Coaching bersama Beliau? Silakan Hubungi: 0812-8446-0494 atau 0896-7370-0228
Ingin Mengundang Beliau ke Instansi Anda? ataupun ingin mendapatkan Informasi Jadwal Pelatihan Hipnoterapi, NLP dan Coaching bersama Beliau? Silakan Hubungi Sekarang Juga: 0812-1205-3862
Via SMS TELP dan Whatsapp

Anda Menyukai artikel ini? Bagikan melalui :

Facebook Google+ Twitter
Join US