Friday, October 2, 2015

Salah Persepsi Tentang Trance

Bagi anda yang sudah pernah belajar tentang hipnosis, tentu saja akrab dengan istilah "Trance". Melalui artikel ini, saya akan mengulas secara jelas tentang kesalahpahaman seseorang dengan istilah ini.

Dalam beberapa literatur yang berkaitan dengan hipnosis, istilah trance sering diartikan sebagai Hypnotic State atau kondisi hipnosis. Jadi jika seseorang dalam kondisi hipnosis, seseorang dapat dikatakan sedang mengalami trance.

Berbicara mengenai istilah ini, ada satu hal yang sering sekali disalahpahami orang lain tentang trance. Apa itu? salah persepsi yang sering terjadi adalah:
"Seseorang akan menjalankan sugesti apa saja saat trance."

Ini adalah suatu pemahaman yang perlu diluruskan. Jika mengacu pada istilah "hipnosis" itu sendiri,  kita perlu mengetahui bahwa definisi hipnosis terdiri dari 2 proses (mengacu pada formal hypnosis dari Departemen Pendidikan USA):
1) Bypass the critical factor (penembusan faktor kritis)
2) acceptable "selective thinking" (penerimaan sugesti)

Istilah pertama atau menembus "faktor kritis" , yang dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya dengan melakukan induksi atau mengkondisikan seseorang menjadi trance.

Namun, kita harus mengetahui bahwa induksi hanya 50% dari seluruh proses hipnosis itu sendiri, sedangkan 50% lainnya adalah proses penerimaan sugesti. Dengan demikian bahwa proses membuat seseorang menjadi trance harus dipisahkan dengan proses pemberian sugesti.

Untuk memudahkan maksud saya di atas, saya akan memberi contoh:
Misalkan anda menginduksi seseorang yang tidak pernah belajar fisika menjadi trance (sampai deep trance) lalu anda memberikan sugesti, "Setelah ini anda akan menjadi ahli fisika dimana dapat memahami semua rumus fisika di dunia ini."

Pertanyaannya, Apakah setelah trance lalu disugesti dengan kalimat di atas, orang tersebut akan beneran menjadi ahli fisika? Tentu saja tidak.

Kenapa? karena sugesti tersebut tidak dapat diterima oleh pikiran bawah sadarnya. Pikiran bawah sadar seperti database atau memory bank, dimana setiap sugesti yang diterima akan dicocokkan dengan data yang ada pada database (baca: pikiran bawah sadar). Database bawah sadar seseorang terdiri dari  memori atas segala sesuatu terkait pengetahuan dan pengalaman terkait fisika, Selain itu terdapat juga believe system dan self image terhadap fisika. Lalu, Jika sugesti tidak cocok dengan database bawah sadar maka sugesti akan ditolak.

Namun faktanya, Sering sekali kita temukan si hypnotist lebih memprioritaskan kepada kata-kata yang akan disampaikan, daripada memfokuskan kepada memahami klien terlebih dahulu. Mereka mengasumsikan semua klien akan paham, setuju dan mau menjalankan sugesti apa saja yang akan dikatakan pada saat klien trance. Cara kerja seperti inilah yang sering menyebabkan proses hipnosis berjalan tidak efektif. Strategi yang benar adalah dapatkan pemahaman yang benar terlebih dahulu atas diri (database) klien, lalu berikutnya kita dapat menyusun sugesti.

Agar semakin jelas, saya akan memberikan dua contoh yang komparatif:
Contoh yang keliru: Apabila kita mau melakukan permainan stage hypnosis (hipnosis panggung), kita tidak boleh mengasumsikan orang yang kita hipnosis mengenal dan memahami ciri khas seorang tukul. Lalu kita menghipnosis dan mengatakan, "pada hitungan ketiga, tanpa alasan yang jelas, mulai saat ini anda adalah seorang tukul." . Lalu pada saat klien membuka mata, dia diam saja, dan tidak melakukan apapun yang diperintahkan. Apakah hal ini terjadi karena kurang sempurnanya bahasa yang kita sampaikan? tentu tidak, Hal ini terjadi karena orang tersebut memang tidak tahu bagaimana menjadi tukul.

Contoh yang lebih tepat: Sama seperti kasus di atas, sebelum mau melakukan routine (show), lebih bijak kita bertanya terlebih dahulu, "Apakah anda memiliki seorang idola atau artis yang sangat anda kagumi? Jika ada siapa namanya?" ; Apabila klien menjawab, "komeng!" . Nah jika kita sudah mengetahui datanya, selanjutnya pada saat memberikan sugesti, akan menjadi lebih efektif apabila kita mensugesti agar klien "menjadi" seorang komeng (ketimbang menjadi tukul).

Proses memahami karakteristik klien terlebih dahulu disebut dengan istilah building rapport (menjalin relasi).

Anyway, Tahukah Anda bahwa kata "Sugesti" itu berasal dari kata "suggestion" yang berarti saran..?

Yang namanya saran itu, tentu saja bisa diterima dan bisa ditolak, itu semua tergantung si klien itu sendiri. Makanya bagi pemahaman western hipnosis, "hypnosis is self hypnosis".

Semoga Bermanfaat!
NB: Bagi yang ingin belajar Hipnosis, dapat melihat jadwal Training dari Smart Hypnotist Center yang telah disediakan di website ini.

Salam Hipnosis,

Rezky Daniel
- International Certified Hypnotherapist
- Founder Smart Hypnotist Center

Ingin Mengundang Beliau ke Instansi Anda? ataupun ingin mendapatkan Informasi Jadwal Pelatihan Hipnoterapi, NLP dan Coaching bersama Beliau? Silakan Hubungi: 0812-8446-0494 atau 0896-7370-0228
Ingin Mengundang Beliau ke Instansi Anda? ataupun ingin mendapatkan Informasi Jadwal Pelatihan Hipnoterapi, NLP dan Coaching bersama Beliau? Silakan Hubungi Sekarang Juga: 0812-1205-3862
Via SMS TELP dan Whatsapp

Anda Menyukai artikel ini? Bagikan melalui :

Facebook Google+ Twitter
Join US