Tuesday, January 26, 2016

Logika Kucing dalam Menyaring Informasi

Tidak bisa kita pungkiri, semakin ke sini, jutaan informasi bisa kita dapatkan dari berbagai media. Informasi tersebut tentu saja ada yang benar, ada yang belum tentu benar, ada yang diarahkan agar terlihat benar.

Yah, kita tidak bisa menolak informasi datang kepada kita. Setiap hari kita menerima pesan masuk baik melalui blackberry messanger, whatsapp, line, dan sejenisnya. Saat berseluncur di media sosial, anda juga mendapatkan banyak sekali informasi, baik melalui facebook, twitter, path, dan lainnya. Baik juga saat anda membaca berita-berita online yang bertebaran di internet.

Dunia ini sudah berkembang dengan pesat dalam hal penyampaian informasi, yah bisa dibilang ini adalah zaman dimana kita tidak mungkin lepas dari yang namanya informasi (termasuk berita).


INFORMASI SEPERTI SUGESTI

Yah, betul.. informasi itu bisa berfungsi seperti sugesti.. Pikiran kita mempunyai alat penyaring yang luar biasa, dimana pengaturan defaultnya adalah: "pikiran hanya mau menerima dan mengikuti informasi yang memang ingin didengarkan, dan menolak informasi yang kurang ingin didengarkan.."


Contoh sederhana:
Bagi anda yang mengagumi Ahok, pasti anda akan cenderung lebih mempercayai informasi apapun terkait tentang informasi atau berita-berita positif terkait beliau... apabila ada sumber yang memberikan informasi negatif tentang Ahok, alat penyaring anda akan langsung aktif bekerja, seperti ada suara (perintah) yang muncul, "Ah, ga mungkin..", atau "lebay... setiap orang kan pasti ada kekurangnan..", atau "pasti ada oknum yang ingin melengserkan ahok." , begitu seterusnya. 

Sadar dan tidak sadar, fungsi penyaring kita sudah bekerja sesuai dengan kemauan pikiran terdalam kita, yah tidak lain dan tidak bukan adalah Pikiran Bawah Sadar, dimana di dalamnya terdapat Believe System, Self Image, Bank Memori, Pusat Emosi & Imajinasi, dan masih banyak lain.

Apa yang sudah kita yakini benar, itu akan menjadi dasar atau standar kita dalam memfilter informasi yang masuk ke dalam kita. 

Contoh yang lebih jelas adalah Agama... 
Tentu saja, setiap dari kita meyakini agama kita adalah agama yang benar atau sempurna, selanjutnya pikiran kita akan berusaha membuat penjelasan-penjelasan rasional dan logis yang memperkuat bahwa keyakinan kita terhadap agama kita itu memang benar atau tidak salah. 

Makanya ketika ada informasi "negatif" (menurut kita) tentang agama kita, mesin penyaring kita akan langsung aktif untuk menolak atau tidak menerima informasi itu... lalu selanjutnya (pikiran) kita akan mencari sejuta alasan-alasan rasional nan logis untuk "membuktikan" dan "membenarkan" informasi yang kita terima itu tidak benar.

Sebaliknya, apabila ada informasi "positif" yang masuk.. maka sistem penyaringan kita seolah-olah tidak mau bekerja. Informasi itu masuk begitu saja, dan menjadi sugesti yang hebat bagi pikiran bawah sadar kita dan selanjutnya informasi ini akan kita proses sebagai informasi yang "benar"...


LOGIKA KUCING DI NEGERI SEBERANG.


Dahulu kala ada seorang pemuka agama yang jengkel dengan kucing yang sering mencuri sesaji untuk para Dewa di dalam kuil. 
Malang nian nasib kucing itu, suatu waktu sang pemuka agama berhasil menangkapnya, lalu mengikat kucing tersebut dengan tali di bawah tiang lonceng yang terletak di luar kuil setiap kali jam ibadah. Tujuannya jelas, agar kucing ini tidak mencuri sesaji pada saat ibadah dilaksanakan.

Begitulah hal itu terus menerus dilakukan sang pemuka agama semasa hidupnya. Sebelum memulai ritual peribadatan, dia mengikat kucing dengan tali pada tiang lonceng sehingga sesaji tidak dicuri lagi dan dapat dipersembahkan bagi para Dewa. 
Suatu ketika sang pemuka agama meninggal dunia dan tongkat kepemimpinan diterima penerusnya. Meski demikian, sesuai teladan sang guru yang mereka pelajari semasa hidup sang guru, para murid tetap mengikat kucing itu dengan tali pada tiang lonceng tiap kali akan memulai peribadatan. 
Akhirnya si kucing tersebut mati juga. Namun demi meneladani pemimpin terdahulu, para murid mencari kucing lain untuk diikat ke tiang lonceng. Dan ketika seekor kucing yang biasa diikat mati, maka mereka mencari kucing lain lagi. 
Dan begitulah seterusnya hingga turun temurun selama beberapa abad hingga sekarang, dengan berbagai kucing dan berbagai kuil di penjuru dunia. 
Kini mulai muncul khotbah-khotbah tentang keutamaan prosesi pengikatan kucing pada tiang lonceng. Kemudian disusul oleh berbagai klaim yang menyatakan dukungan dunia keilmuan modern terhadap pengikatan kucing sebelum ibadah. 
Bahkan pernah ada penyerangan sekelompok massa suatu kuil terhadap kuil lain karena perbedaan pendapat. Pendapat tersebut tentang kucing ras apa yang boleh diikat, kucing kampung atau kucing persia. 
Belum selesai di situ, ketegangan sosial sempat terjadi karena ada kuil yang tidak punya tiang lonceng sehingga mengikat kucing pada tiang bendera. Masyarakat yang menganggap hal ini tidak sesuai tuntunan pemuka agama yang terdahulu menyatakan hal itu merupakan kegiatan aliran sesat yang layak untuk dihukum. 
Hingga sampai saat ini, agama tersebut mulai pecah dan muncullah banyak aliran-aliran baru dengan prosesinya masing-masing. Ada yang mewajibkan harus menggunakan kucing ras persia, karena dianggap nilainya mahal dan layak untuk dipertunjukkan bagi dewa.. Ada yang mewajibkan kucing kampung, karena kucing kampung dianggap liar dan sebagai lambang iblis atau kejahatan... 
Kedua aliran ini akhirnya menjadi bermusuhan karena saling menganggap aliran selain dirinya adalah aliran sesat.

Yah semua itu terjadi karena SEEKOR KUCING!!

Dari cerita tersebut bisa kita mengetahui bahwa sebenarnya kehidupan keagamaan mereka pecah hanya karena INFORMASI mengenai SEEKOR KUCING...

Dan tentu saja yang paling menderita adalah generasi terakhir dimana informasi yang masuk tidak hanya sudah disaring dari generasi-generasi sebelumnya, tapi juga sudah dibumbui dengan perubahan makna dan persepsi.. Dalam bahasa NLP, sudah terjadi banyak Distorsi (Perubahan Makna), Deletion (Penghapusan Informasi), dan Generalisasi...

Jika kita sudah memahami hal itu, maka kita harus lebih bijak dalam menyikapi setiap informasi yang masuk ke dalam diri kita. 


"Kita tidak mungkin menolak informasi itu datang ke kita, 
namun kita dapat mengelola informasi itu di pikiran kita."
(Rezky Daniel)


Psstttt...!!
Kalau sudah tahu hal di atas, berarti sebenarnya kita bisa dengan mudah donk mempengaruhi orang lain. Salah satunya adalah Gunakan Bahasa yang sangat personal yang disukai oleh Teman Bicara kita.. 

Contoh:
Kalau kita bermasud untuk mempengaruhi seseorang dan kita mengetahui bahwa orang tersebut berprofesi guru dan dia terlihat sangat antusias dengan pekerjaannya, 

Maka tugas pertama anda adalah sanjung profesi guru tersebut dengan berbagai pemikiran-pemikiran yang logis. 

Jika orang tersebut sudah senang kepada anda, maka secara otomatis, alat penyaring di pikirannya kepada anda sudah berkurang keaktifannya. Kalau begitu, anda tinggal berikan sugesti atau informasi pamungkas... mau jualan, mau menerapi, atau mau bernegosiasi.. apa aja, terserah...


Semoga bermanfaat...!!

Salam Hipnotis
Rezky Daniel





Rezky Daniel
- International Certified Hypnotherapist
- Founder Smart Hypnotist Center

Ingin Mengundang Beliau ke Instansi Anda? ataupun ingin mendapatkan Informasi Jadwal Pelatihan Hipnoterapi, NLP dan Coaching bersama Beliau? Silakan Hubungi: 0812-8446-0494 atau 0896-7370-0228
Ingin Mengundang Beliau ke Instansi Anda? ataupun ingin mendapatkan Informasi Jadwal Pelatihan Hipnoterapi, NLP dan Coaching bersama Beliau? Silakan Hubungi Sekarang Juga: 0812-1205-3862
Via SMS TELP dan Whatsapp

Anda Menyukai artikel ini? Bagikan melalui :

Facebook Google+ Twitter
Join US